Pengontrolan Mutu

Quality Control 4.0 & SMART Quality Control

What is Quality Control 4.0? 🤔 | Technology in Manufacturing Industry

https://youtu.be/A7lFmR76Xcg?si=jnGscZbF0hjlC2T6 

SMART Quality Control for Manufacturing

https://youtu.be/hSKxFRz2tvQ?si=ypm1DlhFELVC6Wsn 

 

Silahkan mencermati dengan baik 2 video pengantar pengontrolan mutu yang telah disediakan. Rangkumlah apa maksud dan intisari dari kegiatan di kedua video tersebut.

 

Quality control atau pengendalian mutu adalah bagian penting dari siklus produksi, dibanding menggunakan cara tradisional berupa pena dan kertas kini dengan memanfaatkan kemajuan teknologi berupa quality control 4.0 dapat mempersingkat waktu pengecekan serta meningkatkan efisiensi prosedur pengendalian mutu di sebuah industri termasuk industri manufaktur.

Dengan bantuan perangkat headset realwer, prosedur ditampilkan terus-menerus dalam bidang pandang dan hanya memegang alat tes uji lalu prosedur quality control dapat dilakukan. Mengimpor data dengan pendekatan yang dikendalikan suara dan didukung vr (virtual reality) untuk melakukan pemeriksaan. Setelah menyelesaikan daftar tugas yang telah disiapkan sebelumnya saat muncul di layar maka hasilnya secara otomatis dikirim ke sistem operasional industri.

Selama beberapa tahun, telah diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap minat pada teknologi Augmented Reality dalam sektor industri dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 6,8 miliar dolar pada tahun 2025 dari 3,8 miliar dolar pada tahun 2020.

Terdapat 3 manfaat utama quality control 4.0. yaitu:

  1. Meningkatkan KPI manufaktur, seperti efektivitas peralatan secara keseluruhan hingga 30% dengan menggunakan teknologi yang dapat dikenakan dan seluler.
  2. Mencapai tujuan strategis dan tujuan keberlanjutan, dengan mendigitalkan tugas dan aktivitas berbasis kertas manual.
  3. Memastikan kesinambungan operasi secara umum, melalui perangkat seluler memungkinkan dukungan dan pengawasan dapat terdistribusi pada titik manapun.

Secara keseluruhan, 3 elemen yang diperlukan untuk kesuksesan quality control 4.0, adalah:

  1. Peringkat digital dan terintegrasi dimana-mana yang akan memungkinkan pembuatan konten digital dan analitik instan.
  2. Pengetahun dan pengalaman, dapat dibangun baik secara internal atau disediakan oleh konsultan eksternal untuk mengaktifkan orientasi cepat.
  3. Pendekatan manajerial, akan mempromosikan budaya kerja kolaboratif dan inklusif yang terbuka.

Adapun Reactive Procecss Control yang terjadi dalam industri manufaktur, yaitu saat operator memantau dan mengontrol proses produksi, quality Inspector akan memeriksa kualitas sampel dari kumpulan produk yang sudah siap. Bila ditemukan bahwa kualitas produk tidak memenuhi standar, ini akan mengakibatkan penurunan kelas (downgrading), daur ulang (recycling), hingga pembuangan produk (scrapping). Kemudian operator akan diberi tahu agar melakukan penyesuaian yang diperlukan pada proses berdasarkan pengalaman dan prosedur operasi standar yang telah ditentukan untuk memastikan kualitas produk. Hal ini akan diawasi oleh quality inspector untuk melihat apakah proses penyesuaian dapat menyelesaikan masalah kualitas dengan menguji batch produk berikutnya dan penyesuaian proses kembali dilakukan.

Terdapat banyak sensor dalam manufaktur yang mengumpulkan data proses secara real-time dan menyimpannya ke dalam database yang disebut historian, lalu dari historian dikirim ke platform AIAutomatic AI dan machine learning menganalisis data secara real-time dan memprediksi kualitas produk sesering beberapa detik saat produk sedang dibuat hingga diproduksi. Jika platform ProcessMiner memprediksi bahwa kualitas produk berada di luar metrik kualitas yang dapat diterima, ia akan memberitahu operator penyesuaian proses apa yang harus dilakukan dan seberapa banyak masalah kualitas yang harus diselesaikan. Solusinya akan membuat operator menjadi proaktif atau reaktif saat mengontrol sistem. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan penurunan kelas (downgrading), daur ulang (recycling), atau pembuangan produk (scrapping). Platform AI ProcessMiner akan terus mempelajari dinamika proses serta memiliki pengetahuan untuk memprediksi kualitas produk dengan lebih baik dan memberikan rekomendasi. Melalui ProcessMiner yang dapat diakses dan Turn-Key AI, hal ini akan mengarah ke proses menuju stabilitas dan (throughput) kecepatan produksi yang lebih tinggi.

 ***


14 Butir Deming

Filosofi Deming adalah kerangka kerja penting yang dikemukakan oleh W. Edwards Deming untuk menerapkan peningkatan kualitas dan produktivitas dalam manajemen yang dirangkum dalam 14 poin, yaitu:

1.     Peningkatan produk dan jasa merupakan tujuan yang secara terus-menerus hendak dicapai

Manajemen dalam sebuah organisasi harus terus berusaha meningkatkan desain dan kinerja produk maupun layanan. Dapat dilakukan dengan investasi dalam penelitian, pengembangan, dan inovasi yang akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi organisasi.

Contohnya yaitu perusahaan unilever yang sejak 2010, menghadirkan produk yang berdampak pada lingkungan dengan mengadakan Program Unilever Sustainable Living Plan (USLP). USLP adalah sebuah program untuk terus mengembangkan bisnis yang berkelanjutan sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasionalnya serta meningkatkan manfaat sosial bagi masyarakat.

Unilever selalu berupaya menciptakan masa depan yang lebih baik setiap harinya melalui produk-produk dan kampanyenya, dengan memiliki 3 fokus utama yaitu: (1) Membangun planet yang lebih lestari, (2) Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan (3) Berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

2.     Menerapkan filosofi yang sepakat terhadap mutu

Seluruh pihak dari organisasi harus memiliki tujuan yang sama, mendukung metode maupun budaya baru dan mencerminkan komitmen terhadap mutu. Karena manajemen harus menolak pengerjaan yang buruk, produk cacat, atau layanan buruk. Dan biaya terkait sisa, pengerjaan ulang, dan kerugian lain yang disebabkan oleh kegagalan pengerjaan ini akan sangat menguras sumber daya perusahaan.

Contohnya yaitu PT. GoTo yaitu perusahaan ekosistem digital berbasis teknologi yang menggabungkan layanan Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial yang dapat mendukung ekosistem bisnis digital di Indonesia. Nama GoTo sendiri diambil dari filosofi ‘Gotong Royong’, bekerja sama dengan para pelaku usaha untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

3.    Mengurangi ketergantungan pada pengawasan karena penekanan disini adalah pada peningkatan proses

Dibanding pengawasan ketat terhadap karyawan, organisasi dapat lebih memberikan fokus pada pencegahan cacat produk melalui pengawasan dan perbaikan proses.

Contohnya yaitu perusahaan otomotif Tesla, Elon Musk merupakan pemimimpin yang berorientasi pada tugas, dimana ia akan memastikan orang, peralatan dan sumber lainnya digunakan secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Adapun beberapa tindakan Elon Musk: (1) Mendorong karyawan bekerja 100 jam/minggu, agar kreativitas karyawannya dapat terus berkembang, (2) Obsesi pada detail. Ketika Elon Musk melibatkan dirinya dalam detail tingkat rendah, hal itu untuk meningkatkan kecepatan eksekusi, Elon Musk juga menuntuk pertanggungjawaban pribadi dari orang-orang yang paling dekat dengan mesin, (3) Mengurus kebutuhan karyawan dan memperhatikan kondisi mereka. Elon Musk menempatkan dan mengembangkan robot-robot pengangkut barang yang canggih serta berputar ke segala arah, juga mengatur alur berjalannya barang agar memudahkan karyawannya memindahkan barang-barang.

4.     Hentikan penilaian bisnis hanya pada harga. Sebagai ganti gunakan ukuran mutu

Harga menjadi hal yang penting bagi organisasi, namun bukan hanya harga beli melainkan kualitas dari suatu produk juga harus dipertimbangkan. Dengan penentuan harga yang strategis dapat membangun hubungan jangka panjang dengan para pemasok maupun pembeli.

Contohnya yaitu maskapai penerbangan Air Asia, dengan misi menjadi perusahaan terjangkau secara konsisten dan memastikan kualitas layanan dan produk, dimana Air Asia berkomitmen secara konsisten menawarkan tarif terjangkau untuk membuat semua orang bisa terbang bersama Air Asia. Serta memastikan bahwa hanya akan memberikan produk dengan kualitas terbaik dan akan terus meningkatkan efisiensi sekaligus meningkatkan kualitas layanannya.

5.     Peningkatan terus-menerus pada sistem pelayanan dan sistem produksi

Melibatkan karyawan untuk meningkatkan sistem pelayanan dan sistem produksi dalam melakukan perbaikan yang diperoleh dari mempelajari proses itu sendiri secara konsisten atau terus-menerus.

Contohnya yaitu penyedia layanan pengaliran (streaming) media digital, Netflix termasuk deretan perusahaan paling awal yang mengadopsi teknologi big data bahkan Netflix mendonasikan beberapa software big data-nya seperti Astyanax, Priam dan Genie untuk dimanfaatkan sebagai rekomendasi film-film yang ada di seluruh dunia. Dengan strategi globalisasinya, yaitu tidak memasuki semua pasar sekaligus namun perlahan, terus belajar dan berkembang.

6.     Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan

Dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas karyawan, organisasi dapat memberikan pendidikan dan pelatihan yang menunjang bagi karyawan khususnya sesuai dalam aspek teknis pekerjaan karyawan.

Contohnya yaitu perusahaan McDonald’s dengan programnya yaitu Archways to Opportunity, McDonald’s berkomitmen untuk membantu karyawan melanjutkan pendidikan dan mencapai impian mereka. Ssbuah strategi pendidikan komprehensi dengan berbagai program yang memberi kesempatan untuk berkembang dan belajar. Bantuan program Archways to Opportunity berupa: meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, mendapatkan ijazah sekolah menengah, bekerja menuju gelar sarjana, serta mendapatkan bantuan untuk membuat rencana pendidikan dan karier dengan penasihat.

7.     Lembagakan kepemimpinan dan supervisi pada pekerja

Pemimpin tidak hanya melakukan pengawasan pasif terhadap karyawan, tetapi turut membantu karyawan meningkatkan sistem di mana mereka bekerja. Tujuan nomor satu dari supervisi adalah untuk meningkatkan sistem kerja dan produk.

Contohnya yaitu Perusahaan Shopee dimana Chris Feng sebagai pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan yang berfokus menjalin hubungan dengan karyawan. Dimana dalam kegiatan yang diadakan Shopee, ia turut andil dan selalu mengirimkan informasi terbaru ke seluruh karyawan Shopee agar mereka merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Bahkan saat campaign 9.9, Chris Feng mengirimkan email ke seluruh tim untuk mengucapkan terima kasih atas usaha karyawan yang telah lakukan dan memberikan cinderamata berupa kaos dan pouch sebagai kenangan bagi karyawan terkait campaign tersebut.

8.     Hilangkan rasa takut dalam iklim kerja dan ciptakan iklim inovasi

Rasa takut dapat menghambat karyawan untuk bertanya, melaporkan masalah, atau menunjukkan kondisi yang menghambat produksi yang efektif dan efisien. Diperlukan manajemen yang baik untuk mengoptimalisasi lingkungan kerja dan menciptakan iklim inovasi.

Contohnya yaitu PT. Nutrifood Indonesia yang memegang budaya clan. Menjunjung fleksibilitas dan memiliki fokus internal, yakni berfokus pada kerja sama dan kebersamaan anggota tim untuk menciptakan suasana kekeluargaan. Kantor di perusahaan Nutrifood diberikan istilah “Rumah Kedua”, dimana setiap bagian dirancang untuk menciptakan perasaan berada di rumah, dimana rasa nyaman akan tercipta, kreativitas, dan dapat memiliki suasana kolaborasi yang positif.

9.     Hilangkan penghalang komunikasi antar bagian. Biasakan kerjasama antar bagian untuk pencapaian optimalitas hasil kerja

Kerja sama tim di antara unit organisasi yang berbeda sangat penting untuk peningkatan kualitas dan produktivitas yang efektif. Bukan mendorong bersaing antar departemen melainkan bekerja sama untuk unggul dibanding organisasi lain.

Contohnya yaitu PT. Kereta Api Indonesia (Persero) membentuk lingkungan organisasi yang sehat sehingga menciptakan hubungan antar pegawai dengan atasan yang baik dan komunikasi yang baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan mewujudkan tujuan perusahaan yaitu menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan dan memenuhi harapan stakeholders.

10.  Hapuskan slogan, teguran, poster yang mendesak karyawan untuk meningkatkan produktivitas

Perbaikan secara berkesinambungana menggantikan slogan, teguran dan poster, untuk meningkatkan motivasi dan inspirasi guna meningkatkan porduktivitas.

11.  Hapuskan kuota/standar kerja atau pencapaian sasaran berupa angka

Standar-standar ini secara historis telah ditetapkan tanpa memperhatikan kualitas. Standar kerja seringkali merupakan gejala ketidakmampuan manajemen untuk memahami proses kerja dan mengorbankan mutu, maka perlu penyediaan sistem manajemen yang efektif yang berfokus pada peningkatan proses ini.

12.  Hilangkan rintangan yang mengganggu hak karyawan

Manajemen harus mendengarkan saran, komentar, dan keluhan karyawan. Orang yang melakukan pekerjaan tahu paling banyak tentang hal itu dan biasanya memiliki gagasan berharga tentang bagaimana membuat proses bekerja lebih efektif. Tenaga kerja adalah peserta penting dalam bisnis.

Contohnya yaitu PT. Garuda Indonesia kantor cabang Makassar mengadakan kegiatan outbound training pada karyawan yang bertujuan untuk membangun komunikasi efektif dan kerja tim, hal ini juga menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tambahan tentang kelebihan serta kelemahan masing-masing peserta dalam mengevaluasi kinerja pribadi agar lebih produktif di masa mendatang.

13.  Lembagakan program pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yang kokoh harus menjadi kewajiban bagi semua karyawan. Hal ini memungkinkan semua orang bisa menggunakan peralatan dan teknik dasar dari proses pengendalian mutu. Karena bagan ini tersebar luas dan saat karyawan memahami penggunaannya, mereka akan cenderung mencari penyebab kualitas yang buruk dan mengidentifikasi perbaikan proses. Pendidikan adalah cara membuat semua orang ikut andil dalam proses peningkatan kualitas.

Contohnya yaitu perusahaan raksasa Google, perusahaan memfasilitasi pelatihan yang disebut “engEDU”, meliputi masa orientasi, pelatihan dan mentoring yang diberikan oleh teknisi berpengalaman kepada juniornya. Terdapat pula pembelajaran dan pengembangan di tempat kerja; keterampilan, presentase, pengembangan konten dan manajemen tentang kepemimpinan, dan di luar kerja; kelas bahasa dan budaya asing. Ada pula program kepemimpinan dan pelatihan wajib selama 120 jam bagi seluruh karyawan.

14.  Lakukan sesuatu untuk mencapai proses perubahan

Struktur ini harus didorong dari puncak organisasi. Ini juga harus mencakup kegiatan pendidikan/pelatihan bersamaan dan mempercepat penerapan pelatihan untuk mencapai hasil bisnis yang lebih baik. Setiap orang dalam organisasi harus mengetahui bahwa perbaikan berkelanjutan adalah tujuan bersama.

Contohnya yaitu perusahaan kopi Starbucks pada tahun 2000 saat Howard Schultz, CEO Starbucks turun dari jabatannya. Terjadi krisis pada Starbucks, jadi “kehilangan jiwanya” karena manajemen lebih mengutamakan keuntungan dibandingkan atmosfer & nilai-nilai perusahaan (kenyamanan), dan lebih suka untuk memperluas penjualan produk yang sudah ada ketimbang membuat produk baru.

Kemudian saat Howard Schultz kembali sebagai CEO, Starbucks kembali bangkit dengan menutup 800 toko di Amerika Serikat, memecat 4000 pegawai termasuk beberapa Eksekutif Puncak, mendirikan & mengirim 10.000 manajer toko ke New Orleans untuk mendukung pembangunan kembali pasca Badai Kartina, dan nilai-nilai & prinsip perusahaan yang kembali diingatkan serta dihidupkan kepada para pegawai, mulai menggunakan teknologi-teknologi modern terbaru, hingga Starbuck mampu membuka 23.941 gerai di 64 negara dengan pendapatan $35 miliar/bulan.

 

Referensi

-. Archways to Opportunity. https://www.archwaystoopportunity.com/about_archways.html

AirAsia. Visi, Misi & Nilai Perusahaan. https://ir-id.aaid.co.id/visi_misi.html

Awal, S. 2022. GoTo IPO? Yuk Kenalan Lagi Perusahaan Decacorn Ini. https://snips.stockbit.com/investasi/pt-goto-gojek-tokopedia#:~:text=Nama%20GoTo%20juga%20diambil%20dari,yang%20merupakan%20filosofi%20masyarakat%20Indonesia.

Bakar, R. M., Poerwanto, B., Madjid, A. F. 2022. Peningkatan Komunikasi Efektif dan Kerja Tim Melalui Outbound Training. Universitas Negeri Makassar

GoTo. https://www.gotocompany.com/

Montgomery, D. C. 2009. Introduction to Statistical Quality Control. US, John Wiley & Sons, Inc

Nutrifood. About Us. https://www.nutrifood.co.id/about-us/

QuickSTART. 2018. 14 Butir Deming. https://quickstart-indonesia.com/14-butir-deming/

Unilever. Tentang Unilever Indonesia. https://www.unilever.co.id/our-company/tentang-unilever-indonesia/ 

***


Control Chart

bar – s chart

1.     Deskripsi Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Amin dkk (2018). Penelitian tersebut membahas mengenai pemantauan kualitas penghitungan benang, data diambil dari Colony Textile Mills (CTM) Ltd., Multan, Pakistan, mengenai karakteristik kualitas benang periode maret 2018. Dalam pengambilan diperoleh 10 subgrup dengan 25 hari pemantauan.

Pemantauan kualitas benang merupakan persyaratan protokol dasar untuk menghasilkan produk tekstil berkualitas baik. Sampel benang diambil dari departemen Autocone dan departemen Ring frame untuk menguji kualitas benang apakah semua mesin memberikan kualitas yang dapat diandalkan. Sehingga, dari data tersebut ingin dilakukan pengukuran keakurasian kualitas nomor benang dengan menggunakan diagram kontrol X-bar dan s chart.

 

2.     Proses Perhitungan

Perhitungan dilakukan dengan microsoft excel, pertama masukkan data yang telah diperoleh ke dalam Microsoft Excel. Terdapat 10 subgrup dalam 25 hari pemantauan.

Tabel 1. Data Jumlah Benang (dalam %)

No.

Pemantauan Kualitas Benang

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

40.0003

40.5003

41.8067

40.5003

39.7549

41.0129

40.0003

40.5003

41.8067

40.5003

2

40.5003

41.5387

41.0129

41.5387

40.5003

41.5387

40.5003

41.5387

40.755

41.5387

3

39.7549

40.2487

39.273

39.5124

40.755

41.0129

40.755

41.2741

40.2487

41.5387

4

40.5003

41.0129

41.5387

40.755

39.5124

41.2741

40.0003

41.5387

39.7549

41.2741

5

40.755

40.2487

40.2487

41.5387

41.0129

40.5003

39.5124

41.5387

40.755

41.5387

6

41.0129

41.5387

41.8067

39.7549

41.0129

40.5003

41.0129

41.0129

41.5387

40.5003

7

40.2487

40.755

40.755

39.5124

41.5387

40.2487

41.5387

40.2487

41.0129

41.0129

8

41.5387

40.0003

41.2741

40.5003

41.2741

40.755

40.755

40.5003

41.5387

40.0003

9

40.5003

40.755

40.755

41.0129

41.0129

41.8067

41.5387

41.0129

41.5387

41.2741

10

40.2487

41.5387

41.8067

40.755

40.2487

40.5003

40.2487

40.755

40.755

40.2487

11

41.5387

40.0003

41.5387

40.2487

40.755

40.2487

41.5387

40.0003

41.5387

40.5003

12

40.2487

41.0129

40.755

40.5003

41.5387

40.5003

40.755

40.2487

41.0129

40.2487

13

40.2487

41.0129

41.2741

41.5387

41.2741

40.2487

40.755

41.5121

40.5003

41.2741

14

41.5387

40.5003

40.755

40.5003

40.755

41.8067

41.5387

40.5003

39.7549

41.5387

15

41.2741

41.2741

40.5003

41.5387

40.0003

41.5387

40.5003

40.2487

40.755

40.755

16

40.755

40.5003

41.2741

40.755

40.5003

40.755

40.0003

41.5387

40.2487

41.5387

17

39.273

39.0364

40.5003

39.5124

40.5003

39.0364

41.5387

39.7549

40.2487

40.5003

18

40.0003

39.5124

40.5003

39.273

39.0364

39.5124

40.5003

41.5387

41.5387

40.755

19

40.2487

41.0129

40.2487

39.7549

41.5387

40.755

39.273

40.0003

41.0129

41.0129

20

41.8067

41.8067

40.755

40.2487

41.5387

39.7549

41.5387

41.2741

40.0003

40.5003

21

41.5387

40.5003

41.5387

39.5124

40.755

40.2487

41.5387

40.5003

40.2487

41.5387

22

40.2487

41.0129

40.755

40.5003

41.5387

40.755

40.755

40.2487

41.5387

40.5003

23

41.0129

40.755

41.5387

40.5003

40.755

40.0003

41.5387

41.5387

40.5003

41.5387

24

39.7549

41.0129

40.5003

41.2741

40.2487

40.5003

40.755

40.2487

41.0129

40.5003

25

39.0364

41.2741

41.0129

39.273

40.755

40.0003

40.5003

40.755

41.5387

39.273


Selanjutnya menghitung batas kendali di tiap sisi pengamatan.


3.     Control Chart X-bar dan S chart

Dari hasil perhitungan, maka diperoleh peta kendali Xbar – s chart sebagai berikut



4.     Interpretasi

Berdasarkan plotting data grafik di atas, terdapat pencilan (outlier) di peta kendali  dimana terdapat sampel yang keluar batas, maka dapat dikatakan data secara keseluruhan tidak semuanya ada dalam batas kendali karena keluar dari batas kendali bawah (LCL)  tetapi tidak keluar dari batas kendali atas (UCL) . Sedangkan pada peta kendali  tidak ada yang keluar dari batas atau out of control, maka dapat dikatakan data keseluruhan masih berada dalam batas kendalinya karena masuk ke dalam batas kendali atas (UCL)  dan batas kendali bawah (LCL).

  • Hasil analisis terhadap rata-rata kecacatan produk benang dengan menggunakan  menunjukkan bahwa rata-rata kecatatan produk benang tidak dalam batas kendali. Dimana proses dalam peta kendali  ditunjukkan dengan penetapan batas kendali atas (UCL) sebesar 41.3340 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 40.1074 dengan garis pusat (CL) sebesar 40.7207.
  • Untuk  chart, semua data sudah terkendali dalam peta kendali. Proses yang terkendali dalam peta kendali  chart ditunjukkan dengan penetapan batas kendali atas (UCL) sebesar 1.0794 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0.1786 dengan garis pusat (CL) sebesar 0.629.

 

5.     Kesimpulan

Kualitas produk dipengaruhi oleh bahan, manusia, mesin dan kondisi lingkungan. Adapun tujuan utama pemantauan kualitas benang adalah untuk mengurangi cacat pada produk akhir yaitu benang dan manajer produksi dapat meningkatkan produksi benang dengan kualitas yang baik.

Diperoleh dari hasil peta kendali X-bar terdapat pencilan (outlier) pada data ke – 17 yang mengindikasikan titik pengamatan tidak berada dalam batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan terdapat perubahan signifikan pada proses produksi di hari ke – 17, sehingga perlu investigasi lebih lanjut dan melakukan perbaikan dalam proses produksi.

Adapun revisi yang dapat dilakukan agar proses produksi berada dalam batas kendali, yaitu dengan menghilangkan hasil pencilan (outlier) berupa sampel cacat yang terjadi pada hari/data ke – 17. Lalu kembali menghitung X-bar dan s chart yang dihasilkan setelah melakukan revisi, untuk menentukan apakah titik pengamatan telah berada dalam batas kendali atau tidak.

 

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M., Amanullah, M., Akbar, A. 2018. Monitoring Yarn Count Quality using Xbar-R and Xbar-S Control Charts

Nurhayaty, M. 2018. Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Statistical Proses Control pada Sandal Hotel PT.XYZ

Tague, N. R. 2005. The Quality Toolbox second edition. USA, Quality Press

 

LAMPIRAN

Tabel 6. Konstanta control chart

***


New Seven Tools

Tree Diagram

1.     Deskripsi Alat

Tree diagram atau diagram pohon adalah alat yang menggambarkan hierarki tugas dan subtugas yang diperlukan untuk diselesaikan dan bersifat objektif. Diagram pohon dimulai dengan satu item yang bercabang menjadi dua atau lebih, yang masing-masing bercabang menjadi dua atau lebih, dan seterusnya. Diagram yang telah selesai memiliki kemiripan dengan pohon, dengan batang dan banyak cabang. Terdapat nama lain dari tree diagram atau diagram pohon, adalah (a) systematic diagram, (b) dendrograms, (c) hierarchy diagram, (d) organization chart, dan (e) analytical tree.

Diagram ini digunakan untuk memecahkan suatu konsep atau aktivitas-aktivitas secara lebih terperinci ke dalam sub-sub komponen atau tingkat yang lebih rendah dan terperinci lagi. Mengembangkan diagram pohon akan membantu memindahkan pemikiran selangkah demi selangkah dari hal-hal umum ke hal-hal khusus. 

Adapun situasi untuk menggunakan tree diagram, yaitu:

  • Ketika suatu masalah diketahui atau ditangani secara umum dan diperlukan spesifik yang lebih diperlukan, seperti saat mengembangkan langkah logis untuk mencapai tujuan.
  • Saat menentukan tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan solusi atau rencana lain.
  • Saat menganalisis proses secara detail/terperinci.
  • Saat menyelidiki akar penyebab suatu masalah.
  • Saat mengevaluasi masalah implementasi untuk beberapa solusi potensial.
  • Setelah diagram afinitas atau diagram keterkaitan  telah mengungkap isu-isu kunci.
  • Sebagai alat komunikasi, untuk menjelaskan detail kepada orang lain.

 

2.     Studi Kasus

PT. Berlina, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan kemasan plastik. Demi menjaga kepercayaan konsumen tentunya PT. Berlina, Tbk mengutamakan kualitas dari produk – produknya, salah satu produknya ialah botol X 500 ml. 

Dimana dalam pembuatan produk tersebut terkadang masih ditemukan produk yang cacat, antara lain ialah produk kotor hitam, kotor feta atau oli, kotor debu, deformasi, bintik-bintik putih, mulut cacat, gelembung, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian kualitas pada proses produksi untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan kecacatan pada produk dan mengetahui apakah proses dalam keadaan terkendali atau tidak.

 

3.     Pemakaian Alat

Dalam mengendalikan kualitas proses produksi PT. Berlina, digunakan metode tree diagram untuk memetakan lengkap jalur dan tugas-tugas yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama dan tujuan sub terkait.  Diagram ini mengungkapkan secara sederhana besarnya masalah dan membantu untuk sampai pada metode-metode yang harus dikejar untuk mencapai hasil (Dianmardi, 2011).

Adapun tujuan utama pengendalian kualitas proses produksi yaitu mengurangi jumlah cacat produk botol X 500 ml yang tidak terkendali secara statistik serta tiga tujuan sub terkait, yaitu:

1)     Meningkatkan kinerja operator

a.      Mengkaji ulang proses pengoperasian mesin

b.     Menggunakan check sheet agar jenis cacat yang terjadi dapat direkap dengan baik

c.      Melakukan training kepada operator baru terkait penggunaan mesin dan proses inspeksi material

d.     Memberlakukan sistem reward and punishment kepada operator

2)     Memperketat proses inspeksi penyimpanan material

a.      Melakukan pengecekan material yang akan digunakan

b.     Melakukan pengecekan lokasi penyimpanan material

3)     Meningkatkan performansi kinerja mesin

a.      Melakukan pengecekan dan perawatan mesin secara berkala

b.     Membeli mesin baru

c.      Meletakkan SOP penggunaan mesin

Adapun metode–metode yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan terkait, yaitu:

a)   Untuk mencapai tujuan 1) a., dengan melakukan diskusi antara supervisor departemen produksi dengan operator yang terkait.

b)     Untuk mencapai tujuan 1) c., training kepada operator baru dilakukan selama setahun penuh.

c)   Untuk mencapai tujuan 1) d., dilakukan pemberian informasi mengenai reward and punishment yang diberlakukan untuk memotivasi operator lain

d)     Untuk mencapai tujuan 3) a., selama dua bulan sekali dilakukan pengecekan dan perawatan pada mesin

e)     Untuk mencapai tujuan 3) b., perlu analisa ekonomis terkait pembelian mesin baru terlebih dahulu.

 

4.     Interpretasi


Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab kecacatan pada produk botol X 500 ml pada PT. Berlina, Tbk adalah sebagai berikut:

a. Operator disebabkan karena operator masih belum mengerti secara mendalam mengenai proses pengoperasian, tidak teliti saat mengoperasikan mesin, dan kurangnya pengawasan.

b.     Mesin disebabkan karena kondisi mesin yang kurang bersih dan perawatan mesin yang belum dilakukan secara berkala sesuai jadwal.

c.    Material disebabkan karena penyimpanan material yang tidak sesuai dengan SOP dan tidak melakukan inspeksi material sebelum digunakan.

d.     Metode pengoperasian disebabkan karena belum adanya SOP dalam pengoperasian mesin

e.     Lingkungan disebabkan karena lokasi penyimpanan material yang kurang bersih dan lingkungan sekitar mesin kotor.

Oleh karena itu, diberikan usulan perbaikan yang mengarah pada 3 tujuan utama, yaitu: meningkatkan kinerja operator, memperketar proses inspeksi penyimpanan material, dan meningkatkan performasi kinerja mesin, dengan:

a.      Mengkaji ulang proses pengoperasian mesin.

b.     Menggunakan checksheet agar jenis cacat yang terjadi dapat direkap dengan baik.

c.      Melakukan training kepada operator baru terkait penggunaan mesin dan proses inspeksi material.

d.     Memberlakukan sistem reward and punishment kepada operator untuk memotivasi operator lain.

e.      Melakukan pengecekan material dan lokasi penyimpanan material.

f.      Melakukan pengecekan dan perawatan mesin secara berkala.

g.     Membeli mesin baru.

h.     Meletakkan SOP penggunaan mesin di dekat mesin yang bersangkutan.

 

Daftar Pustaka

Chandradevi, A., Puspitasari, N. B. Analisa Pengendalian Kualitas Produksi Botol X 500 Ml pada PT. Berlina, Tbk dengan Menggunakan Metode New Seven Tools. Semarang, Universitas Diponegoro.

Zakariya Y., Mu’tamar M. F. F., Hidayat K. 2020. Pengendalian Mutu Produk Air Minum Kemasan Menggunakan New Seven Tools (Studi Kasus di PT. DEA). Jawa Timur, Universitas Trunojoyo Madura.

ASQ. What is a Tree Diagram?, https://asq.org/quality-resources/tree-diagram#:~:text=A%20tree%20diagram%20is%20a,or%20more%2C%20and%20so%20on.

Nikunjbhoraniya. New 7 Tools | Seven Management and Planning Tools | PDF, https://www.nikunjbhoraniya.com/2021/01/new-7-qc-tools-pdf.html.

 

Comments

Popular Posts